Saturday, May 12, 2007

RWA BHINEDA, Sebuah Konsep Keseimbangan

Tuhan menciptakan dunia ini dengan keanekaragamannya. Gunung, Laut, Langit, Manusia, Binatang, dsbnya. Dari semua ciptaan beliau, ada suatu hal yg unik jika kita perhatikan. Beliau menciptakan suatu perbedaan dari benda ataupun karakter. Ada baik ada jahat, ada atas ada bawah, ada kanan ada kiri, ada utara ada selatan, ada pria ada wanita, dll. Semuanya mempunyai opposite side.

Jika anda jalan-jalan di Bali pasti banyak sekali menjumpai kain warna hitam-putih (kotak-kotak) di sepanjang jalan. Ada yg dipasang di pohon, di tugu yg ada ditengah2 perempatan jalan, ditugu yg ada depan rumah, bahkan ada yang di batu segala. Biasanya dari pengalaman saya, para driver maupun tur guide kalo ditanya hal ini akan menjawab bahwa tempat itu ada penunggunya dan angker. Ada juga yg menjawab kalo itu bagian dari kepercayaan Bali akan adanya paham animisme. Malahan yg ekstrem menjawab memang begitu. Saya coba tulis disini mengenai kain hitam putih yg kotak-kotak tersebut, berdasarkan penjelasan yg saya dapat dari pendeta dan orang-orang yang memahami sastra dan agama.

Jawaban bahwa adanya paham animisme betul, juga ttg adanya spirit penunggu. Tapi itu bukan karena kain hitam putihnya. Tapi ada lagi penjelasan lain ttg spirit penunggu tempat itu. Kain HITAM PUTIH sendiri bermakna adanya sebuah konsep dua yg berbeda tapi satu. Secara luas, Tuhan menciptakan hitam, juga menciptakan putih sebagai lawannya. Juga hal lain seperti kebaikan ><><><><>RWA BHINEDA, yaitu konsep tentang suatu perbedaan yang harus ada di dunia ini untuk menciptakan keharmonisan dan keseimbangan alam semesta. Dalam Chinese filosofi lebih dikenal dengan Yin-Yang.

Konsep Rwa Bhineda merupakan suatu hal yg membentuk karakter orang Bali. Orang Bali tidak menjadikan perbedaan sebagai suatu permusuhan atau alasan utk menunjukan ego kita. Perbedaan adalah suatu keindahan yg justru harus diseimbangkan demi terwujudnya keharmonisan dalam hidup manusia dan alam semesta ini. Mungkin konsep ini juga yg mempengaruhi karakter orang Bali utk tidak terlalu agressive dalam menanggapi kasus atau isu yg sedang berkembang. Dalam kehidupan sehari-hari, konsep Rwa Bhineda merupakan suatu bentuk penghormatan akan pilihan hidup manusia, mau jadi kita apa nantinya. Seperti halnya semboyan negara kita, BHINEKA TUNGGAL IKA...berbeda tapi tetap satu juga, maksudnya kita berbeda ras, wajah, warna kulit, pekerjaan, nasib, nama dll..tapi masih satu juga yaitu MANUSIA ciptaan TUHAN.

Pemangku...Balinese Hollyman di Pura

Pertanyaan yg sering banget saya terima oleh para turis asing maupun domestik kalau berkunjung ke pura. "Siapa itu?", sambil menunjuk kepada seorang laki2 berumur yg berpakaian serba putih. Itu adalah hollyman/orang suci yg dalam bahasa Balinya disebut PEMANGKU.

Pemangku bisa dikatakan sebagai orang yang mengepalai sebuah pura. Tugas seorang pemangku adalah menyelesaikan suatu ritual di pura seperti temple ceremony. Kesehariannya, beliau-lah yg bertanggung jawab dalam menghaturkan sesajen dipura tersebut, melayani umat yg bersembahyang di pura itu, serta memelihara kebersihan dan prasarana yg ada di pura. Secara umum, tugas pemangku adalah pelayanan sosial kepada umat dan pelayanan klepada Tuhan.
Karena di Bali banyak banget ada pura, maka jumlah orang yang menjadi pemangku juga banyak. Gak heran jika anda nantinya akan sering menjumpai sosok seperti ini. Pergantian seoarng pemangku umumnya dilakukan jika pemangku yg lama meninggal dunia atau secara fisik tidak mampu lagi melakukan tugas-tugasnya. Maka harus dilakukan pergantian. Menjadi seorang Pemangku harus melewati sebuah proses "penunjukan" oleh dewa atau ida betara yg ada di pura tersebut. Untuk melakukan suatu proses pemilihan, warga yg mengayomi sebuah pura akan melakukan suatu pertemuan dengan menggelar suatu ritual khusus. Nantinya pada saat prosesi berlangsung, akan ada seseorang yg trance atau kerasukan oleh roh ida betara yg berstana di pura tersebut. Ini menunjukan suatu ciri bahwa ida betara hadir dan menunjuk orang yg kerasukan tersebut sebagai pemangku pura tsb. Biasanya pemangku yg baru ini masih memiliki hubungan genetik dgn pemangku sebelumnya.
Ada beberapa orang yg ditunjuk menjadi pemangku melakukan penolakan. Akibatnya, kehidupan dia akan sering mengalami musibah seperti sakit-sakitan, keluarga berantakan, dsbnya. Tetapi kalau dia langsung menerima tugas ini, tidak usah belajar pasti akan bisa untuk memimpin sebuah ritual, walaupun sebelumnya dia tidak pernah sama sekali tahu akan hal itu. Ini berkat bimbingan dari Ida Betara. Juga kehidupan manusiawinya akan bertambah baik, rejeki lancar, keluarga harmonis, dan status sosial di masyarakat meningkat. Everyone will respect him.

Pecalang..Polisi Traditional Bali

Ciri khasnya adalah memakai kain kotak-kotak dengan keris terhunus dipinggangnya. Memakai pakain adat Bali lengkap, udeng dikepala, kemeja putih dan sering memakai rompi bertuliskan PECALANG DESA ADAT. Yah itulah sosok seorang pecalang. PECALANG adalah polisi traditional Bali. Tugasnya adalah mengamankan suatu kegiatan yg berkaitan dengan adat, seperti: temple ceremony, prosesi ngaben, prosesi pernikahan, dll yg berkaitan dengan upacara adat di Bali. Secara umum tugas mereka tidak ada beda dengan polisi biasa spt mengatur lalu lintas di sekitar lokasi upacara, mengawal prosesi ngaben sampai ke kuburan. Tapi dalam kegiatannya, pecalang berkoordinasi dengan pihak POLRI. Lihat ajah gambar diatas, harmonis kan...
Menjadi pecalang adalah suatu pengabdian kepada masyarakat. Mereka tidak mendapatkan gaji. Tapi sebagai kompensasi mereka dibebaskan dari segala hal yg berkaitan dengan kewajiban warga. Mereka tidak kena iuran di banjar, tidak wajib ikut gotong royong dll. Tapi konsekuensinya, mereka harus siap jika sewaktu-waktu harus bertugas kalo ada suatu kegiatan adat di desa setempat. Pecalang biasanya dipilih oleh warga banjar dengan masa tugas satu tahun. Kalau kita memang tidak memiliki waktu yg cukup karena alasan kesibukan kerja, boleh kok menolak. Namanya juga pengabdian, kalo tidak tulus yah enggak usah aja kan.

Lukisan Telur (Egg Painting)

Lukisan Bali sangat unik. Ada yg menggunakan kanvas dan juga media telur. Coba anda jalan2 ke Ubud, banyak sekali dipajang lukisan2 di galeri maupun toko2 sepanjang jalan.

Khusus utk yg Lukisan Telor, adanya cuman di desa Negara, dekat Batuan. Hanya ada beberapa orang disini yg memilki skill utk melukis di atas cangkang telur. Coba cari dipinggir jalan ini art shop milik Bpk SADRA. Gampang banget kok nemuinnya. Lihat kalau di depan2 tokonya itu banyak2 anak2 SD dan SMP yg belajar melukis di telir. Nah, disitu lah tempatnya. Saya sempat mengajak beberapa clients saya kesana, dan khususnya buat mereka yg senang menggambar, Bpk Sadra dengan senang hati akan mengajarkannya, GRATISSSSSS......

Rafting di Telaga Waja

Mendengar kata Rafting, langsung terbayang deh ama yg namanya sugai dengan air yg mengalir deras. Yah, sebuah wisata arung jeram yg fun banget. Kebetulan Jumat kemaren ketemu dengan teman lama, namanya Oka, saat saya makan siang di Sanur. Biasalah, ngobrol2 gitu. Trus dia nanya apakah saya masih kerja di Spa? Saya jawab udah engak lagi, sekarang hanya nyopir ajah anterin orang2 tour. Teman saya ini dulunya punya travel agent Korea yg cukup besar. Tapi dia cerita sekarang travel lagi lesu dan dia beralih bikin usaha rafting alias arung jeram di Telaga Waja. Dia baru bikin sekitar bulan Juli 2006 yg lalu. Akhirnya singkat cerita dia mengundang saya utk nyobain arung jeram ini besok Minggu.

Hari Minggu pagi saya meluncur ke lokasi arung jeram di Telaga Waja, tepatnya di starting point Dusun Langsat, Kecamatan Rendang, Kab. Karangasem. 1.5 jam kemudian saya nyampe disana dan salah seorang staffnya Oka telah menunggu saya. “Gimana udah siap Bli Komang?”, Tanya dia. “Oooo..siap!!”, kata saya dengan perasaan agak ngeri juga sih ngelihat sungai dan lokasi arung jeramnya. Busyet, saya yg udah pernah nyoba derasnya sungai Ayung melihat kondisi Telaga Waja sedikit keder juga. Ayung hanya grade II, Telaga Waja grade-nya IV. Lebih heboh deh. Setelah proses registrasi selesai, saya diberikan pengarahan oleh intrukturnya ttg hal2 yg harus dilakukan dan diperhatikan saat beraktivitas di sungai nanti. 10 menit kemudian Oka-pun muncul. Rupanya dia berniat menemani saya hari ini mengarungi Telaga Waja. Dengan menggunakan life jacket dan helmet, saya turun di rubber boat yg dipakai. Dan byurrr……pengalaman dimulai. Awalnya tegang juga, tapi setelah boat jalan perasaan itu hilang dan berubah menjadi exciting. Boat saya di-intruktur oleh 2 orang (biasanya 1 boat 1 instruktur, cuman yg naik bossnya jadi dipakai 2 instruktur hehehe). Pemandangan sekitar sungai luar biasa eksotisnya, hijau semuaaa. Belum lagi sawah2 penduduk sekitar…bener2 membuat mata ini fresh. Perjalanan sekitar 2.5 jam mengarungi Telaga Waja emang mantap. Mulai dari pemandangannya yg eksotis, kemudian air2 terjun yg ada di sepenjang alur sungai, perahu yg jumping 2 meter melewati arus deras, dan meloncati Dam Bajing setinggi 4 meter. Selama trip saya dan Oka teriak2 sambil tertawa. Bahkan Oka sempat meminum air disungai yg dia bilang air bersih karena bersumber dari mata air, bukan air sungai. Sayapun ikut nyobain dan sueegeerrr….kayak air mineral oeey. Ternyata air Telaga Waja bersumber dari mata air yg ada di bukit sana dan emang dipakai penduduk sekitar untuk minum, masak dan kebutuhan sehari-hari lainnya.

Setelah 2.5 jam mengarungi derasnya Telaga Waja sepanjang 12.5 km, saya pun sampai di finish point di dusun Tabu Sirang. Wuihhh…basah bener. Kemudian Oka mengajak saya menuju ke restaurant yg merupakan tempat istirahat tamu2 raftingnya sambil menikmati makan siang. Wah, makan siangnya prasmanan, ada nasi goreng, nasi putih, ayam goreng, sayur, sate, salad, dll. Enak banget, apalage lapar abis 2.5 jam ber-arung jeram. “Disini tamu2 boleh makan sepuas-puasnya,” kata Oka sambil memberikan piring kepada saya. Nah sambil makan, saya nanya2 ke Oka apa sih service yg didapat kalau ikutan arung jeram dia di Telaga Waja. Dengan membayar senilai yg sudah ditentukan, tamu akan dijemput dan diantar balik ke hotel tempatnya menginap. Kemudian dilokasi dapat welcome drink the atau kopi, kalau membawa kamera akan dikasi tas yg tidak tembus air, makan buffet, handuk, tempat ganti pakaian dan kamar mandinya, serta yg paling penting adalah insurance cover sampai USD 50.000.-. Oka juga bilang dengan resiko permainan ini, dia juga siap menanggung biaya jika tamu2nya mengalami luka tergores atau patah sekalipun berupa insurance cover sampai nilai sekian. Tapi selama ini sih belum pernah terjadi hal yg seperti itu. Saya mengamininya. Saya pikir mereka pasti sudah survey lokasi dulu. Belum lagi peralatan yg dipakai, internasional standard equipment dan baru semua. Ditambah tenaga instruktur yg experience dan ramah2 banget. Pokoknya worthed and safe banget deh.

Seperti biasa, pengen tahu juga harga/orangnya berapa sama siap ajah yg bisa memainkan rafting ini. “Saya sarankan yg bermain minimal usianya 7 tahun dan maksimal 65 tahun. Harga untuk wisatawan asing itu USD 65.00 dan untuk wisatawan lokal IDR 350.000.-“, kata Oka. Saya pikir worthed sih harga sekian dengan service yg diterima oleh pemakai jasa. Dari info yg saya dapat di internet dan beberapa lokal agent, harga untuk lokal di Telaga Waja Rafting emang IDR 350ribu/pax. Di Ayung yg lokasinya dekat, jalur sungai pendek dan tantangannya tidak seperti di Telaga Waja biasanya dijual IDR 250.000-300.000.-/orang.

Setelah ngobrol-ngobrol, saya bilang ke Oka kalau saya mau bantu jualin jasa raftingnya ini. Tentu saja kalo bisa dengan harga dibawah 350rb. Awalnya dia tetap ngotot bilang ga bisa kasih harga dibawah itu, ntar menjatuhkan pasar kata dia. Saya yakinkan dia kalau saya ga jualan di Bali, tapi di Jakarta dan daerah lain. Tamu saya domestik bukan bule. Akhirnya dia hitung2an dan memberikan harga IDR 275.000.-pax. Saya tetap nawar (kebiasaan antar tamu di Sukawati jadi doyan nawar neh hehehe…). Saya minta IDR 225.000.- per orang. Sejenak dia berpikir dan memutuskan OK tapi minimal 2 orang yah. Akhirnya setuju juga dia hehehehe….

Guys, kalau anda mau coba rafting di Telaga Waja dengan service yg boleh saya bilang paling Te-O-Pe saat ini di Bali (more less kayak 5star hotel deh) dengan harga sangat terjangkau hanya IDR225.000.- (sekarang jadi IDR200.000.- per orang) saja silahkan booking via SMS di saya 0817 559 712.

- Minimal 2 (dua) orang

- Harga termasuk transfer hotel-lokasi pp, welcome drink, towel, dry bag, changing room, indonesian buffet meals

- Pembayaran bisa langsung di lokasi (cash) atau di kantornya Oka (kalo pakai card).

- Penjemputan utk Morning Trip di area Kuta 08.00-08.20 sedang Afternoon trip jam 11.00-11.20 WITA. (utk daerah lain nanti saya info japri aja).

-1 boat untuk 5 orang (4 guest plus 1 instruktur)

- Jangan lupa bawa baju ganti, sunblock atau camera.

- Paling enak kalo dilakuin rame-rame bareng keluarga atau teman, disini sekali turun bisa sampai 100 orang…jadi utk outbond kantor pas banget deh….

Satu hal yg perlu anda ketahui, di sekitar Kuta area, baik itu di hotel counter ataupun dijalanan, banyak yg akan nawarin rafting dgn harga miring bahkan lebih murah dari harga yg saya dapat. Silahkan saja, tapi jgn terkejut kalau service yg diterima jauh dari kenyataan dan kalau anda komplain, mereka akan mengelak bahkan kabur duluan deh…. Yg katanya dapat makan ternyata enggak ada meals, yg sering dan udah pasti ga ada kalau harganya nyampe dibawah 200rb adalah insurance. Anda tidak akan tercover insurance,…kalo saya sih ga mau main arung jeram tanpa insurance. Lebih aman cari yg jelas-jelas aja deh….Arung jeram, siapa takut…????

Kalau mau ber-rafting ria..go ahead ke Telaga Waja ajah

Tuesday, May 1, 2007

Warung MAK BENG Sanur

One of the best food I ever had. Warung MAK BENG di Pantai Bangsal Sanur (utara Grand Bali Beach). Baru kali ini saya makan sambel ulek ampe ketagihan, padahal saya paling anti ama sambal-sambalan. Mak Beng adalah nama pemiliknya yg udah berumur 80-an tahun dan sudah berjualan disini mulai th 1941. Menunya adalah sepotong ikan goreng, soup kepala ikan dengan mentimun dan nasi putih. Ikan yg dipakai adalah kakap merah dan cakalang, semuanya fresh karena nelayan2 yg abis melaut di Sanur pasti akan menyerahkan hasil tangkapannya pertama kali ke Mak Beng. Soup jernih kepala ikannya kerasa pas banget bumbunya dilidah. Saya bukan penggemar soup kepala ikan, tapi disini saya baru bisa menikmatinya. Yg bikin lidah makin mak nyuss adalah sambal ulek-nya yg lebih mantap dikasih perasan jeruk limau. Wuihhhh….bikin ketagihan banget. Belum pernah saya ketemu sambel ulek semantap Mak Beng di Bali. Harga/porsi komplit Rp.16.000.-. Saya pribadi bener2 puas makan disini. Oh yah, kalo mau nyobain soup kepala ikan, usahain jangan lewat dari jam 1 siang, abis oeyy…Nulis Mak Beng jadi pengin meluncur makan disono nih…hehehe…