Saturday, April 28, 2007
Penajaman Pikiran melalui Tumpek Landep di Bali
Wednesday, April 25, 2007
LEAK…Kemampuan Spiritual yg Sangat Tinggi
Bagaimana cara mengetahui yg mana leak panganugerahan dan mana leak papalajahan?. Contoh yg paling gampang adalah bagaimana leak ini digunakan utk menyakiti dan mengobati. Di Bali, orang yg menguasai leak secara umum berprofesi sbg Balian (dukun), walaupun tidak semuanya. Jika kita berada disuatu tempat dan tiba2 hawa terasa panas, kemudian tercium bau busuk bebarapa saat, yg kemudian disusul bau harum, itu tandanya ada yg sedang menghidupkan leak-nya. Balian yg ilmu leaknya panganugerahan, ketika dia berniat menyakiti seseorang katakanlah agar perutnya melintir seperti ditusuk jarum, niat itu otomatis akan menghidupkan api berupa penyakit yg ada dibagian perutnya. Diperintahkanlah makhluk halus “A” yg menempati posisi di lambung sang balian utk mentransfer ke lambung target (korban). Karena sejatinya makhluk halus disemua tubuh manusia sama (“A” di balian=”A” di korban=”A” di orang lain), aksesnya tembus dan terjadilah koneksi yg tidak bisa dikontrol oleh korban. Si korban-pun akhirnya menderita sakit perut yg tidak karuan. Balian yg memiliki leak panganugerahan juga bisa menyembuhkan penyakit. Begitu melihat penyakit pasien yg terkena api peng-leak-an, balian ini langsung tahu….ooo…ada api berupa penyakit ini yg dikontrol oleh makhluk halus “A”. Dia akan memadamkan api dan “A” tsb dgn ludah/dahak-nya sbg sarana. Yakin langsung sembuh deh. Kalau balian berdasarkan leak papalajahan, dia bisa menghidupkan api berupa penyakit, tapi tidak bisa mentransfernya ke korban. Karena itu dia memakai jasa makhlus halus yg ada di alam semesta sbg kurir dan pelaksana teknis dilapangan. Sang kurir ini akan minta sesajen tertentu dan diberikan dalam waktu tertentu sesuai perjanjian dgn si balian tadi sbg imbalan untuk mentransfer api penyakit tadi. Terjadi deal, sesajen diberikan, kurir menjalankan tugas, korban-pun jadi sakit. Jika sesajen tidak diberikan sesuai waktu perjanjian makhluk halus tadi akan meninggalkan tubuh korban dan otomatis penyakitnya sembuh. Proses pemberian ulang sesajen tadi adalah charging energi penyakit atau istilah Bali-nya “ngacepin” Kalo balian yg leaknya papalajahan dalam menyembuhkan orang sakit menggunakan cara yg sama spt membuat penyakit. Setelah mendeteksi sumber penyakit, dia membuat sesajen tertentu sbg sarana untuk membuat sang kurir (makhluk halus) itu merasa tidak betah dan kabur dari posisi dimana penyakit itu ditaruh. Karena dia juga berperan sbg pelaksana teknis dilapangan, otomatis penyakit tadi tidak ada yg mengerjakan, maka pasien dikatakan sembuh. Cuman bolak-balik begitu saja, so simple.
Dalam perkembangannya, leak ada yg disebut Leak Temon-temon, yaitu leak yg diwariskan oleh seseorang kpd orang lain. Proses transferisasi kemampuan peng-leak-an ini terjadi menggunakan sarana ludah, biasanya diberikan saat pewaris masih bayi. Leak temon-temon oleh yg mewariskan telah di-setup sedemikian rupa, sehingga tingkat kemumpunian ilmunya berjenjang dalam jangka waktu tertentu. Misal pada saat bayi tadi berumur 5 tahun, yg akan “hidup” adalah kekuatan A, umur 10 tahun akan hidup kekuatan B, dstnya. Biasanya sang pewaris tidak tahu kalau dirinya memiliki kemampuan peng-leak-an. Kalau ada orang yg mencoba menyakiti dia dgn kemampuan peng-leak-an, pasti akan mental dgn sendirinya. Ini disebabkan karena warisan leak yg diterima bereaksi secara otomatis dalam diri pewaris. Ada juga yg disebut Leak Bali-balihan, yaitu leak yg didapat dgn cara membeli pada orang yg menguasai peng-leak-an dengan maksud-maksud tertentu (biasanya untuk menyakiti orang lain karena iri atau benci). Leak jenis bali-balihan ini yg umum terjadi di Bali. Ada orang sukses, tiba-tiba terserang penyakit yg tidak terdeteksi secara medis, bisa jadi kena serangan leak yg tidak kelihatan ini. Pelakunya sudah pasti orang yg iri sama dia kemudian membeli dari balian yg sanggup dan mau untuk itu. Makanya sekarang profesi balian sangat menggiurkan, menjual penyakit dgn bayaran yg cukup gede. Satu lagi leak yg nge-trend adalah Leak Malih Rupa atau berubah wujud. Sumbernya dari leak papalajahan kemudian diperjual-belikan (leak bali-balihan). Dengan menggunakan sesajen dan mantra tertentu, orang yg menjalankan leak malih rupa akan “terlihat” berwujud lain seperti monyet, kambing lidah panjang, mobil berkaki dan wujud2 yg aneh bin menyeramkan lainnya. Sebenarnya dia tidak berubah wujud, tapi mata yg melihat tertipu karena leak jenis malih rupa bertujuan memata-matai (spionase) musuh dan mengelabui musuh. Orang yg tidak menguasai peng-leak-an akan tertipu pastinya, sedangkan yg mempunyai peng-leak-an tidak bisa dikelabui. Makanya ada orang yg melihat wujud-wujud aneh2 itu dan ada yg melihat wujud manusianya. Jangan takut kalau tiba-tiba disuatu tempat kita melihat leak malih rupa ini, karena dia tidak bisa menyakiti melainkan sedang memata-matai saja. Namanya juga manusia, kalau udah melihat wujud yg aneh-aneh, apalagi malam hari ditempat s epi…wwiiiihhh….bawaanya ambil jurus langkah seribu alias kabur..hehehe…Kesimpulannya bahwa leak itu bukanlah sesuatu yg jelek, melainkan suatu kemampuan spiritual yg sangat tinggi. Baik atau jahatnya tergantung kepada niat orang yg memiliki kemampuan ini. Semoga informasi yg langka (karena saya juga baru tahu dan terbuka pikirannya) berguna dan bermanfaat biar tidak mengaburkan makna leak sebenarnya. Mau belajar Leak…??? Siapa takut…!!!!
Thanks to Ibu NATALIS & family
Monday, April 23, 2007
Galungan Naramangsa mempengaruhi Alam Semesta
Pernah dengar ada Galungan Naramangsa? . Hari raya Galungan yg merupakan hari baik sbg hari kemenangan kebaikan atas kejahatan dirayakan setiap 210 hari sekali tepatnya Buda Kliwon Dungulan. Dalam perhitungan kalender Bali, biasanya Galungan jatuh pada bulan kelima atau keenam dan bulan keduabelas atau kesatu. Dalam ilmu wariga (ilmu ttg hari baik atau buruk) disebutkan: “Jika Galungan jatuh pada bulan ketujuh atau kesembilan, dimana bulan ketujuh dan sembilan adalah waktu berkuasanya para bhuta (raksasa), Galungan disebut Galungan Naramangsa sebagai pertanda buruk buat alam semesta dan manusia (Nara=manusia, Mangsa=Korban).” Ini diakibatkan karena sesajen persembahan Galungan di”makan” oleh para bhuta/raksasa sehingga kelompok ini memiliki kekuatan yg luar biasa untuk menguasai alam. Kekuatan yg dimiliki oleh para bhuta ini tidak dipakai utk kebaikan tapi untuk kejahatan. Dominanisasi bhuta dipercayai membawa petaka bagi manusia, karena manusia adalah “makanan” yg dicarinya alias mencari manusia sbg korbannya. Mereka mengacaukan kekuatan alam terutama siklus-siklus kehidupan yg normal sehingga terjadi kelaparan, bencana alam, banjir, dan hal-hal lain yg memakan korban jiwa manusia secara tidak wajar. Bulan mestinya hujan disusupi bulan kering begitu sebaliknya, sehingga hujan tidak turun-turun, akibatnya padi tidak menghasilkan buah/poso, tanaman buah yg baru tumbuh bakal buah-nya dan tiba-tiba kena hujan akan rontok, mikroorganisme yg menyuburkan tanah mati kepanasan, dan hewan-hewan jadi bingung dalam melaksanakan tugasnya. Mereka juga merasuki jiwa manusia yg labil untuk melakukan hal-hal diluar kebiasaannya seperti membunuh anggota keluarganya sendiri, membunuh orang dgn alasan yg tidak jelas, bahkan sampai melakukan tindakan bunuh diri.
Siklus Galungan Naramangsa terjadi setiap 36 tahun, dan tahun kemaren jatuh saat perayaan Galungan bulan April 2005. Banyak kejadian mengerikan melanda Indonesia setelah periode itu. Kasus Bom Bali II Oktober 2005 yg memakan korban jiwa 27 orang. Bencana gempa bumi yg tidak pernah berhenti dari ujung barat sampai timur Indonesia. Lihat Gempa Yogya yg meminta korban jiwa ribuan orang dan meluluh-lantakan rumah dan bangunan. Gempa di Sumatra Barat juga memakan korban jiwa. Gunung meletus terjadi dimana-mana, spt meletusnya Gunung Merapi yg juga memakan korban jiwa. Tsunami memporak-porandakan Pantai Pengandaran Jawa Barat juga meminta korban manusia. Angin puting beliung menyapu Jawa. Tanah longsor terjadi di Jawa, NTT sampai Sumatra. Banjir di Jakarta juga meminta korban jiwa. Belum lagi kejadian yg memakan ribuan nyawa manusia dalam kasus tenggelamnya KM Senopati, terbakarnya KM Levina, kecelakaan Adam Air di Sulawesi, Garuda di Yogya, sampai kecelakaan kereta api yg tidak pernah berhenti. Coba lihat tayangan di TV atau berita koran, kasus bunuh diri semakin meningkat. Kekerasan dalam rumah tangga semakin gila. Salah satu pengaruh dari Galungan Naramangsa yg sangat besar adalah Lumpur Panas di Sidoarjo. Sudah ada korban jiwa melayang. Nantinya akan semakin parah, penduduk sekitar luberan lumpur sekarang masih sabar dan hanya demo saja menuntut hak kehidupannya. Lama-lama akan terjadi tindakan anarkis oleh mereka karena kesadarannya sudah hilang akibat tekanan hidup yg tidak mampu mereka kuasai. Jangan melihat dari sisi Lapindo atau pemerintah yg tidak mampu membayar tuntutan penduduk sebagai sebab utama, tapi munculnya lumpur panas-lah yg menjadi sebab utama. Kalau tidak ada lumpur panas kan tidak mungkin penduduk akan menderita seperti itu.
Semuanya adalah bukti bagaimana parahnya kekuatan bhuta di Galungan Naramangsa. Hal yg mesti dilakukan dalam 3x perayaan Galungan setelah Naramangsa, umat Hindu wajib melakukan guru piduka yaitu ritual persembahan hewan sbg kurban suci untuk menetralisir kekuatan bhuta, sehingga manusia terhindar dari keganasan alam yg sedang di-“setir” oleh bhuta. Sejatinya dalam diri manusia itu-lah unsur bhuta dan unsur Tuhan berada. Manusia harus meminimalisir kekuatan bhuta dalam dirinya dengan cara kembali menyerahkan dirinya secara pasrah kepada Tuhan dan menjalankan semua perintah-Nya. Batasi pikiran yg menguasai ego untuk mencapai kesempurnaan, karena manusia diciptakan tidak ada yg sempurna. Jadikan unsur Tuhan dalam diri buat mengalahkan kekuatan bhuta ini. Tulisan saya ini hanyalah sebuah tafsir cara pandang dari sisi yg berbeda. Sudah banyak para ahli yg menyampaikan pendapat ilmiahnya dan melakukan tindakan-tindakan berdasarkan science, toh tetap tidak bisa menghentikan bencana ini kan? Lumpur panas Sidoarjo…sudah berapa teori science diterapkan, tetap saja menyemburkan?. Mudah-mudahan bermanfaat.
Monday, April 16, 2007
Reinkarnasi sebagai Sebuah Konsep Hidup
Saya tertarik dgn konsep reinkarnasi dari hewan ke manusia. Sebelumnya saya tidak percaya karena tidak ada penjelasan logik. Saya coba amati dan persepsikan sesuai penjelasan para pendeta, eh hampir mirip. Contoh adalah anjing yg paling sering dipakai saat ada ritual agama di Bali yaitu jenis anjing berwarna putih coklat mulut hitam (belangbungkem). Bisa jadi proses reinkarnasi yg dijalani oleh anjing ini adl menjadi manusia. Salah satu karakter umum anjing itu selalu menggonggong. Manusia yg selalu ngomong dan berkoar-koar tanpa ada solusi bisa jadi reinkarnasi anjing ini. Atau bebek jambul yg berkarakter ribut sambil nyosorin temennya. Bisa jadi orang yg suka ribut dan menyalahkan orang lain tanpa melihat dirinya adalah reinkarnasi dari bebek jambul. Atau babi kecil (kucit butuhan) yg masih kecil sudah suka mengawini babi lain bisa ditafsirkan sbg manusia yg kerjaannya suka mengumbar hawa nafsu seks dgn lawan jenis saja. Could be kan…??
Reinkarnasi manusia yg karmanya baik jelas terlihat dari kelahirannya dgn wajah tampan/cantik, tubuh sempurna, sehat, dan lahir dikeluarga yg kaya materi. Kalau karmanya buruk bisa jadi lahir sbg orang cacat, buruk rupa, miskin dan sakit-sakitan pula. Di Bali lahir di keluarga kaum brahmana adalah anugerah karma baik. Karena status sosialnya sbg brahmana dia akan dihormati oleh orang lain. Bukan itu sebenarnya yg utama, tapi menjadi brahmana adl kesempatan utk melayani Tuhan lebih besar dgn menjadi Sulinggih (pendeta), karena syarat menajdi sulinggih adalah berasal dr kaum brahmana. Menjadi sulingih adalah jalan utk menyatu dgn Tuhan, tidak kembali reinkarnasi. Kenapa..?. Karena sejatinya mengalami proses reinkarnasi adalah sebuah penderitaan dan terikat dgn hukum lahir, berkembang dan mati. Sebagai manusia kita menderita. Masak dalam minimal 2x sehari perut harus diisi makanan, padahal sebelumnya sudah kita isi dengan makanan. Kalau enggak diisi tubuh jadi lemah trus sakit deh. Tambah menderita kan. Orang yg ngurusin kita sakit lebih menderita lagi, lha wong ngurus dirinya ajah udah menderita, tambah beban lagi ngurusin orang lain yg sakit. Makanya saya bersyukur lahir sbg manusia dan karenanya saya selalu berprinsip dlm menjalani hidup ini adalah memperbaiki karma buruk menjadi karma baik dgn harapan saya tidak akan reinkarnasi lagi ke dunia tetapi bisa menyatu dgn Tuhan. Sorry kalau tulisan ini agak sedikit ber-filsafat karena emang reinkarnasi adalah sebuah konsep dasar filosofi hidup. Kalau di-argumen-kan akan jadi panjang sesuai penafsiran masing-masing individu, makanya dikembalikan lagi kepada percaya atau tidaknya kita thd adanya proses reinkarnasi.
Cara Orang Bali mempercayai Reinkarnasi
Saturday, April 14, 2007
Upsss…BaliGuide.biz dikatakan Plagiat???
Permohonan Maaf dan Permakluman dari Saya
Mohon maaf yg sebesar-besarnya kalau dalam 3 minggu ini saya tdk dapat melayani Bapak/Ibu/saudara2 yg berniat menggunakan jasa saya di Bali. Keterbatasan saya mnyebabkan saya tidak mampu untuk itu, dan terima kasih telah memberikan saya kesempatan untuk membayar hutang suci saya. Ternyata Tuhan telah mengatur semuanya, HP saya sempat hilang kemudian ketemu lagi. Eh sekarang malah jatuh kecebur di laut saat ritual kemaren. Yah sudah, emang digariskan untuk ngayah (bekerja tanpa upah alias mengabdi) terhadap leluhur sama guru. Itu sebabnya nomer HP saya tdk bisa dihubungi. Tapi sekarang udah aktif lagi setelah minta ganti nomer yg sama ke XL kemarin. Senin besok nomer 0817 559 712 udah on lagi, tapi mesti beli HP dulu nih. Nomer itu udah kemana-mana soalnya, jadi kalo hilang saya juga pusing…hehehe….duitnya dari sono….wkwkwkwkwk…… Tetapi mulai Senin 0817 559 712 udah bisa dipakai kembali. Sekali lagi mohon maaf jika kemaren2 saya tdk bisa dikontak, mulai Senin 16 April 2007 saya udah siap lagi kok. Oh yah, baliguide.biz juga udah update dgn bebeapa artikel baru, mulai ttg makanan dan budaya orang Bali.
Hari Raya Pagerwesi sudah tiba
Buda Kliwon Shinta atau 4 hari setelah hari Saraswati disebut dengan hari raya Pagerwesi. Sebenarnya kedua hari raya ini memiliki kaitan, dimulai dari sabtunya Saraswati, minggu adl Banyu Pinaruh, senin-nya disebut Soma Ribek dan rabu adalah Pagerwesi. Hari raya Pagerwesi kali ini jatuh Rabu 18 April 2007. Sama hal-nya dgn Saraswati, hari Pagerwesi dirayakan umat Hindu setiap 210 hari sekali.
Pada hari Pagerwesi, Tuhan dalam manifestasi beliau turun memberikan berkahnya dalam wujud sebagai Bhatara Guru yg memberikan sinar suci-Nya kepada umat Hindu. Pagerwesi berasal dari kata Pager=pagar dan Wesi=besi. Pagar besi yg dimaksud adalah usaha untuk memagari ilmu pengetahuan yg diperingati saat Saraswati agar tidak digunakan diluar perintah Tuhan. Ilmu pengetahuan harus digunakan dgn bijaksana untuk kebaikan. Maka dari itu harus ada pagar sebagai batas-batas berupa tattwa (filsafat) dan weda. Umat Hindu merayakan hari Pagerwesi dgn bersembahyang di pura desa setempat dengan mempersembahkan banten berupa sesajen yg terbut dari buah2n, jajanan, dan kelengkapan lainnya. Tradisi di desa saya Sanur saat Pagerwesi adalah persembahyangan di pura Agung dan pura Desa. Malam harinya ada pementasan Barong sakral yg merupakan sesuhunan kami di desa.
Saraswati sbg Hari Turunnya Ilmu Pengetahuan
Sabtu tgl 14 April 2007 besok atau dalam kalender Bali Saniscara Umanis Watugunung, umat Hindu Bali merayakan hari raya Saraswati yg merupakan hari turunnya ilmu pengetahuan (weda). Hari raya Sarasawati diperingati setiap 210 hari sekali. Tuhan dalam manifestasi-Nya sbg dewa ilmu pengetahuan disebut Sang Hyang Aji Saraswati atau Dewi Saraswati, yg digambarkan sebagai wanita cantik bertangan empat membawa gitar dan mengendarai angsa. Wanita cantik simbol bahwa ilmu pengetahuan itu menarik. Gitar melambangkan kesenian. Salah satu tangan beliau memegang lontar yg berarti kesusastraan, sedang tangan yg satu membawa bunga lotus sbg lambang keindahan. Angsa yg dikendarai adalah simbol kebijaksanaan (wisdom). Dari simbol-simbol itu makna yg kita bisa dapatkan adalah ilmu pengetahuan dalam bentuk kesusastraan dan kesenian adalah keindahan yg sangat menarik untuk dipelajari dalam usaha mencapai kebijaksanaan hidup.
Umat Hindu Bali pada hari ini melakukan persembahyangan di pura desa setempat. Untuk Denpasar dipusatkan di Pura Jagadnata (depan alun-alun puputan Badung). Para pegawai kantor akan melakukan persembahyangan di pura kantornya. Begitu juga anak-anak sekolah dan lembaga2 pendidikan lain akan melakukan persembahyangan bersama di sekolah masing2. Buku-buku sbg sumber ilmu pengetahuan diberikan banten (sesajen). Ini adalah wujud syukur umat Hindu kepada Tuhan karena telah diberikan ilmu pengetahuan. Dengan ilmu pengetahuan, manusia mampu menggunakan pikirannya untuk melihat mana yg baik dan buruk. Dgn ilmu pengetahuan juga manusia mampu melaksanakan kerja. Malam hari dilakukan jagra atau begadang semalam suntuk dgn bersembahyang ke pura-pura sekitar sampai pagi. Sehari setelah Saraswati disebut Banyu Pinaruh dgn tradisi mandi dilaut sbg bentuk pembersihan diri. Di tempat saya Sanur, saat Banyu Pinaruh adalah saat menerima laban yaitu nasi dgn lauk pauk seadanya yg telah di-blessing oleh pendeta. Karena telah menerima vibrasi suci sang pendeta, nasi laban ini rasanya mak nyuss bener, padahal lauknya cuman kacang, serundeng, garam, sambal, telur dadar sedikit.